Tokyolite
Gig Seeker Pro

Tokyolite

Jakarta, West Java, Indonesia | Established. Jan 01, 2009 | SELF

Jakarta, West Java, Indonesia | SELF
Established on Jan, 2009
Band Pop Funk

Calendar

Music

Press


"TOKYOLITE「Hello」(Self Released)"

ネットによって様々な垣根や壁が崩壊し、あらゆるカルチャーが異質なものと交わる可能性を孕んだ現在において、予想もしていなかった場所から面白い表現が生まれてもいちいち驚かなくなったが、インドネシアはボゴールを拠点とするバンド、トウキョウライトの音楽を聴いたときはさすがに驚いてしまった。



 インドネシアには、多くの大手日系企業が進出しているし、現地の大学には日本語学科があったりもする。また、日本のポップ・カルチャーをインドネシアに紹介する《CLAS:H》によるコスプレ・イベントが盛りあがりを見せるなど、日本とインドネシアは何かと関わりがある。それでも、現在の日本インディー・ミュージックと共振する、ジャストな音楽性を携えたデビューEP「Hello」におけるタイムラグのなさは、もっと注目されてもいいのではないか?

 肝心の音のほうは、ファンクネスを前面に押しだしたグルーヴが特徴的で、音の隙間やタメを重視しているが、こうした姿勢からは、R&Bやヒップホップの要素が窺える。この点は、シューゲイザーの影響化にあるサウンドを鳴らしがちな日本のインディー・バンドとは一線を画していると思う。



 そして、見た目とはかけ離れた(と言っては失礼だけど)、色気を漂わせるヴォーカルも魅力のひとつ。少し掠れた憂いのある歌声はバンドのサウンドとも相性がよく、聴き手を惹きつける存在感もある。初聴したときは、一瞬ブレッド・アンド・バターを想起してしまったが、バンドのフェイスブックには、U2やフー・ファイターズと並んで、椿屋四重奏、ザ・バンド・アパートの名前が「影響を受けたもの」で挙がっている。なるほど、これはまだまだ引きだしがありそうですね。今後の活動が楽しみ。 - Cookie Scene


"Bandcamp Artists: Discover, Support & Share – February 2015 Edition"

Indie pop band from Bogor, Indonesia has a smooth style and lots of songwriting chops. Asian Laurel Canyon? Tropical soft rock? Whatever they are there’s plenty to like on their latest offering, Avenue. There’s some punk and funk thrown in there (see the track Jangan, for instance), some 90’s alt-rock (title track) and it all seems to make sense. They sing in both English and Indonesian but sound great either way. - Firenote


"3 Hal Yang Bikin Tokyolite Gemetar Tampil Di HaiDay 2015"

Band asal Bogor satu ini adalah salah satu band "senior" dari HAI Demos. Sekarang mereka udah punya album sendiri nih. Yang seru juga, Tokyolite tampil untuk kali kedua di gelaran #HAIDay.Nah, untuk kesempatan ini, mereka tampil di HAIx NET Stage, Minggu (11/10) sore.

Walaupun Stevan (gitar/vokal) dan Alex (bass) pernah main di #HAIDay sebelumnya, ternyata masih ada 3 hal yang dua sekawan ini "gemetar" pas main di #HAIDay2015. Apa aja sih? Alex langsung angkat bicara, nih!

"Yang pertama karena #HAIDay2015 itu acaranya anak muda banget, dan kita beruntung bisa tampil di acara yang hits banget ini," ungkap sang bassist. Kemudian Sevan melanjutkan, "Dan karena line up musisi yang ada disini keren-keren, berarti kita keren juga. Ha ha", tutur sang vokalis percaya diri.

Dan yang terakhir, mereka berdua kompak menjawab soal fans. "Iya, ternyata banyak teman-teman kita yang nanyain main nggak di #HAIDay2015, jadi kami senang banget bisa menghibur fans yang udah kita anggap teman kita sendiri", tutup Stevan dan Alex kegirangan.

Wah, ini sih bukan gemetar ketakutan, tapi gemetar kenikmatan. (Luqman) - Hai Online


"The 10 Best Remixes of 2014"

I discovered Tokyolite after they emailed me their mini-album Hello. Real cool funky pop trio from Bogor, Indonesia (that's about 60km south of Jakarta), inspired by Motown grooves and modern pop hooks. Hiroto Kudo, producer from Sendai, Japan and affiliate of Japanese netlabel Tanukineiri along with Tokyolite, remixed the latter's track 'Coba' to dream-laden perfection. The vocals are drawn out, layered with alternate reality pitch-shifted versions, mechanical glitter synth providing a golden backdrop, underpinned by slow, hip-hop-flavoured beats, cute hi-hats rattling all the way, complete with deep canyons of sub-bass. It crosses borders with its mellow strings and destructive white noise distortion, just as it links two countries; however small the impact, it's beautiful and wildly catchy. It's stayed in my head all year. - the four oh five


"REVIEW: Tokyolite – Hello EP"

A debut release is the most important catalogued item for any band; it is the first impression that counts and it makes the road to success a lot less bumpy if you start the journey with a solid release. Tokyolite bring us their debut effort in the form of a five-track EP and have certainly ticked the box on creating a great first impression.

The Indonesian three-piece give their funk infused tunes an indie feel while planting catchy pop hooks within. Opening track “Coba” (English translation: Try) sets the funky mood of Hello, while “Yes! Dance!” lives up to its title and delivers an upbeat track with smooth vocals that you can dance to. However it is “Never Want” that becomes the highlight of the band’s first official release. The song that plays a focus on alter-egos with its song writing makes for a brilliant Sunday afternoon listen with the mellow grooves that it provides. The guitar-driven tunes are well matched with the polished vocals within Hello and brings out a chilled out and relaxing vibe.

Tokyolite produced a consistent sound over the EP’s entirety and stayed true to their original sound. The only noticeable downfall is the release stayed a little too true; some exploration and tweaking would not have gone astray to counter the one-dimensional efforts. However, if this impressive EP is a preview of what is inside the creative minds of Tokyolite, then the funky trio are certainly a band to keep on your indie radar.


- See more at: http://musicweekly.asia/culture/artists-bands/pop/review-tokyolite-hello-ep#sthash.ridGuHWd.dpuf - Music Weekly Asia


"Hello Tokyolite! Your Music Reach Our Heart"

Hello Tokyolite! Your Music Reach Our Heart, mungkin judul posting kali ini cukup untuk merespon 1 lagu yang keren banget. Karena minggu-minggu ini asyiknya dengerin musik funk, BeatBold.com punya 1 band funk yang keren, dari judulnya saja seharusnya kamu tahu band apa yang dimaksud. Bukan Hello band ataupun Hello Tokyolite, tetapi Tokyolite.

Band yang berasal dari Bogor ini punya lagu yang asyik banget yang judulnya “Hello”. Lalu “Your Music Reach Our Heart” maksudnya adalah merespon 1 penggalan lirik lagu “Hello” yang bunyinya ” Hello? did my voice reach your heart?”. BeatBold.com tidak pernah berhenti mencari musik yang asyik buat teman-teman pembaca setia blog musik ini, maka Tokyolite salah satunya yang terbaik dari pilihan BeatBold.com dengan lagunya “Hello”.

REVIEWHello Tokyolite! Your Music Reach Our Heart By Dema Tobing | October 4, 2012SHARE TWEET SHARE SHARE 0 COMMENTS


@BeatBold – Hello Tokyolite! Your Music Reach Our Heart, mungkin judul posting kali ini cukup untuk merespon 1 lagu yang keren banget. Karena minggu-minggu ini asyiknya dengerin musik funk, BeatBold.com punya 1 band funk yang keren, dari judulnya saja seharusnya kamu tahu band apa yang dimaksud. Bukan Hello band ataupun Hello Tokyolite, tetapi Tokyolite.

Band yang berasal dari Bogor ini punya lagu yang asyik banget yang judulnya “Hello”. Lalu “Your Music Reach Our Heart” maksudnya adalah merespon 1 penggalan lirik lagu “Hello” yang bunyinya ” Hello? did my voice reach your heart?”. BeatBold.com tidak pernah berhenti mencari musik yang asyik buat teman-teman pembaca setia blog musik ini, maka Tokyolite salah satunya yang terbaik dari pilihan BeatBold.com dengan lagunya “Hello”.



Kata siapa musik funk harus dimainkan oleh lebih dari 5 orang? Hal ini tidak berlaku untuk band sekelas Tokyolite. Cukup dengan 3 orang saja yang ada di dalamnya alunan funk pun dapat tercipta dengan sempurna. Khusus untuk lagu yang judulnya “Hello” Tokyolite menyuguhkan lagu yang cukup soft, jadi bisa dibilang soft-funk (menurut BeatBold.com loh…).

Untuk permainan instrumentnya tidak perlu diragukan lagi karena memainkan musik sekelas funk memang harus bermodalkan skill yang perfect dan Tokyolite punya semuanya. Setiap beat yang dihasilkan dari lagu tersebut sudah cukup untuk membuat kepala dan pundak kita bergerak maju-mundur dengan soft. Jika kamu perhatikan dengan detail lagu “Hello” ini, baik dari permainan drum, bass hingga electric guitar-nya sepertinya cukup ribet, meskipun ribet lagu ini sangat nyaman untuk di nikmati oleh telinga kita. Begitu pula dengan warna vokal yang pas banget dengan lagunya. So… semuanya perfect… Thanks for Tokyolite for the best music.

BeatBold.com akan menjadi terasa aneh jika sebuah review music tidak disertai preview-nya. BeatBold.com mempersembahkan widget music player dengan lagu “Hello” dari Tokyolite di bawah posting ini supaya kamu bisa ikut menikmati asyiknya lagu ini. Widget Music Player ini dipersembahkan oleh Reverbnation.com - BeatBold


"Never Want! / Hello / Tokyolite"

インドネシア、ボゴールの3ピース。

facebook / soundcloud / myspace / REVERVNATION / twitter

ちょっと人に聞いて試聴してみたらすげえ良かったインドネシアのfunk/pop。
しっとりとしたギターとボーカルにつつまれつつ洗練された耳あたりの非常によいサウンド。
大人の夜をきっちり演出してくれるドキ胸な音源。

bandcampの解説によると
「日本の音楽や文化に多大な影響を受け、日本への憧憬を抱く若者たちによって形成されているコミュニティ/ムーブメント、「J-Indo」。」
そしてそのJ-Indoの中核を担っているバンドらしい。
そんなムーブメント知らなかったぜ。

確かにfacebookの「影響を受けたアーティスト」を見てみると
The Band Apart・Riddim Saunter・椿屋四重奏の名前が。

活動歴としては2009年頃に「ジャムセッションによって」始まったらしい。
そこからメンバーの変遷を経て今はSteven、Chris、Haryoの3人のメンバーに固まっている模様。
ボゴールっていう地域はジャカルタの近くにしてバンドンの近くというbandcampでインドネシアの音源を聴いてきた人的にはジャワ島の音源という事で色々納得できるクオリティだったりする。

そして実はこのシングル、ポジティブレコーズという日本のインディレーベルからのリリースなんだけど、このレーベルはtwitterで俺をフォローしてる人は知ってるかもしれないTheムッシュビ♂トさんのレーベルだったりするんですわ。
以前にも「ネットリリース世代の4枚組アルバム」という離れ業をやってくれて色々刮目してたレーベルだけにちょっと嬉しい展開。

また、bandcampを漁ると彼らの別の音源も発見出来る。
こっちはディスコ・ファンクっぽい骨っぽさがあってかなり好み。 - Indiegrab


"ALBUM KOMPLIT DENGAN BERBAGAI WARNA MUSIK DARI TOKYOLITE"

Tokyolite, kata Tokyo tentunya sudah tidak asing ditelinga kita. Tokyo merupakan ibukota Negara Jepang. Namun Tokyolite ini bukan berasal dari Jepang!!. Ya, Tokyolite merupakan band funk-pop asal Bogor, Jawa Barat. Tokyolite sendiri bukanlah nama baru di dunia musik indie di daerah Bogor dan sekitarnya. Band ini dibentuk pada tahun 2009 yag beranggotakan dua orang, yaitu Stevan (vocal, dan gitar) dan Alexander Bramono (bass, synthesizer).

Tokyolite sendiri sudah sering wira-wiri dalam beberapa panggung music yang memiliki lintas genre, seperti Java Jazz Festival, JakJazz Festival, Trisakti Blues Festival, sampai beberapa acara festival musik international. Dalam masalah aksi panggung, Tokyolite tak perlu diragukan lagi, mereka selalu berusaha menampilkan aksi aksi terbaik diatas panggung ketika melakukan pertunjukan live. Sehingga tidak mengagetkan jika saat ini mereka sudah memiliki basis fan yang tidak sedikit baik yang ada didalam maupun luar negeri.

Saat ini Tokyolite baru saja merilis album debut mereka ‘Avenue’ pada tanggal 14 Februari lalu. Album yang diproduseri oleh Tokyolite dan co-produced, Indra Aryadi ini dirilis dibawah naungan dari The Lite Record. Album ini merupakan hasil kolaborasi Tokyolite dengan beberapa musisi Indonesia yang sudah makan asam garam di dunia permusikan Indonesia seperti, Krishna Balagita (ex-Ada Band), Dennis Junio (Barry Likumahuwa Project), Jalu Pratidina (Iwan Fals), dan Ringga Mahardika.


Pengerjaan album Avenue ini menghabiskan waktu selama tiga bulan dan proses rekamannya dilakukan secara live. Tujuannya yaitu agar terdapat kesan alami, serta untuk mempertahankan gaya dan unsur ‘Jam Session’ sehingga terdapat unsur kedekatan antara penyanyi dengan pendengar. Album Avenue ini bisa dikatakan merupaka sebuah pencapaian yang baru bagi Tokyolite, karena mereka mencoba untuk lebih melakukan explorasi musik mereka diberbagai macam genre seperti rock, funk, pop, jazz, hip hop bahkan grunge. Sehingga album ini mirip sebuah ‘blue print” dari tiap-tiap referensi musik Tokyolite, sehingga memberika kesan dan sensasi yang berbeda jika dibandingkan dengan debut EP mereka yang bertajuk ‘Hello’ yang telah dirilis pada tahun 2013 lalu.

Berbicara mengenai pendistribusian karya-karyanya. Untuk album Avenue, Tokyolite telah melakukan kerjasama dengan beberapa store dan website ternama baik didalam maupun diluar negeri. Album ini sendiri dapat diperoleh daik dalam bentuk fisik maupun digital. Bahkan sebelum album Avenue ini dirilis, Tokyolite juga menjalin kerjasama dengan net-label lintas negara seperti Senzu Records dan Positive Record. Tidak hanya dalam perilisan saja, Tokyolite juga sempat merilis dua buah album remix, AS NEVER WANT REMIXES MORE (2013) yang dirilis oleh dua net-label dari negeri matahari, Positive Record dan Handcraft Record.


Sebelum album Avenue ini, Tokyolite sudah terlebih dahulu merilis dua single mereka yang berjudul ‘Jangan’ dan ‘Consolation Prize’ pada medio bulan November 2014. Bahkan sebelumnya lagu ‘Consolation Prize’ pernah dibawakan dalam sebuah acara di Fuji TV Jepang pada tahun 2013, dan mendapatkan pujian dari para menikmat musik di dalam maupun di luar negeri. Sampai-sampai band indie rock ternama di Jepang, The Band Apart, mengundang Tokyolite untuk melakukan jamming bersama sebagai bentuk ketertarikan mereka terhadap Tokyolite saat berkunjung ke Jepang. Tak hanya The Apart Band, musisi ternama Jepang lainnya, yaitu GACKT secara terang-terangan menunjukan ketertarikannya kepada Tokyolite saat di wawancarai dalam sebuah stasiun TV di Jepang. - GwiGwi


"Tokyolite- Hello"

"Mellow, funky, distorted and quirky. That’s the sound that the Bogor-based three-piece collective ‘Tokyolite’ is on a mission to deliver. Instead of restrict themselves into one specific brand, on the ground of funky pop, their music is a well-crafted combination of a range of sounds from funk, punk, reggae, hiphop and rock. Hitherto, they’re one of the purveyors of the best modern funk pop music from Indonesia. - South East Asia Indie


"TOKYOLITE YES! DANCE!"

The exuberant sounds of young Indonesian trio Tokyolite came to me via email from the band themselves, which was jolly nice of them indeed.
The song that struck me most was 'Yes! Dance!' - mainly for it's unstoppable groove. Yes I like a nice groove, and when there are funk guitars and slap bass involved, it's even better. It's certainly a toe-tapper.

There are a lot of different styles thrown into the mix for this one, something that is sometimes a bit risky - mainly if you don't do it right. If you don't do it right, it can sound messy and nigh-on horrendous. Thankfully, Tokyolite have an good ear for sound and their subsequent mix comes out like a well-made cake: tasty.

So here's 'Yes! Dance!'


There's a kinda latin chord structure laying at the bass of everything here, coupled with the speedy drums it does give it a very 'Spanish' feel - the break down beginning "We will carry on..." brings a moody edge to the song, too. But there are also funk guitars in the chorus, coupled with a funky 80s slap bass, which is almsot a little Seinfeld - but then again, there's absolutely nothing wrong with that. I love Seinfeld.

There are even some happy-happy horns in the chorus, too, framing the catchy hook of it with an original, mixed-up-without-being-messy sound. The vocals, whilst perhaps not as in-keeping as they could be with the sound of the song (a little husky maybe; they could, for instance, be a little more lo-fi in their sound - a little more echo, a little less focus), nevertheless do have a nice melody about them that gives a pop feel to the song.

It comes from Tokyolite's latest Hello EP. These guys are yet another artist I have written about lately who are seeing the benefits of netlabels and free downloads - a 'creative commons' approach to spreading their music. - YesNo Music UK


""Avenue", Pengukuhan Eksistensi Tokyolite"

Demi mengukuhkan eksistensi mereka di ranah musik Tanah Air, unit funk-pop asal Bogor Tokyolite – yang kini menyisakan Stevan Arianto (vokal, gitar) dan Alexander Bramono (bass) - telah meluncurkan album penuh perdananya yang bertajuk “Avenue”. Di album ini, Stevan dkk mencoba menyuguhkan komposisi funk lekat yang ditetesi aroma grunge yang kental. "Menurut gue, meski funk dan grunge itu jauh berbeda selama red line-nya nggak menyimpang sih nggak jadi masalah," ucap Stevan kepada GitarPlus.net.

Untuk karakter sound gitar, Stevan mengungkapkan, dirinya tidak terlalu menyukai sound yang tajam dengan treble tinggi dan cenderung 'kurus'. Ia lebih memilih sound yang lebih soft, didominasi middle dan bass, tapi tetap ada treblenya agar soundnya tetap keluar. Ya, kendati menggunakan gitar yang ber-pick up single coil namun pria berkaca mata ini membutuhkan sound yang tebal dan lebar.

"Maklum ini band bertiga jadi harus mikir gimana caranya walau dengan jumlah orang yang sedikit output yang dihasilkan bisa tetap penuh. Buat ngakalin kebutuhan gue biasanya gue selalu pake stereo channel untuk live. Untuk cleannya gue biasanya ngelayer pake chorus tapi tipis atau clean yang drive-nya lumayan jadi agak kotor sedikit. Kecuali untuk bagian rhythm funk itu memang harus clean banget. Tapi overall gue suka sound yang modern terutama untuk distorsi."

Karena itulah Stevan berusaha untuk melakukan eksplorasi di berbagai sisi. Seperti di lagu “Jangan”, dimana ia 'mendorong' dirinya untuk bisa memberikan kesan liar tapi tetap tertata dengan susunan chord dan modulasi yang 'aneh' tapi tetap terdengar nyaman dan mudah. "Di sini gue juga ngasih banyak ornamen-ornamen yang lucu dengan sound yang aneh, seperti suara mobil balap dan lainnya. Selain itu gue juga berusaha munculin banyak karakter gitaris tanpa menghilangkan karakter gue sendiri. Di situ mungkin bisa terdengar nuansa Kurt Cobain, Slash, John Mayer, dan John Frusciante."

Tak hanya itu, Stevan juga merasa bangga dengan lagu "Shallow", karena menurutnya lagu itu berhasil dituangkan ke dalam bentuk karya yang bernuansa megah sesuai dengan keinginan para personel Tokyolite. "Enak didengar tapi nggak murahan. Di sini gue dan teman-teman mikirin progresi chord yang simpel tapi elegan dan keren dengan part-part isian yang juga mewah. Di lagu ini juga kami berkolaborasi dengan Khrisna Balagita (eks Ada Band), karakter beliau sangat kuat, jadi kami harus bisa menyesuaikan agar tidak terbawa arus," Stevan menyimpulkan

Setelah ditinggal dramer mereka, Guruh, Tokyolite sendiri kini kerap tampil di atas panggung dengan bantuan dramer additional. Lebih detail tentang segala hal mengenai band ini, bisa dibaca di Majalah GitarPlus edisi ke-133, terbitan April-Mei 2015. - GitarPlus


Discography

Hello (2013) 

Avenue (2015)

Photos

Bio


Tokyolite are a funk rock band based in Bogor, Indonesia,Their eclectic sound has been described as everything from grungy alterntive rock sounds, soothing pop earcandy, to chilly funk meets jazz or anything you might add.

Formed in June 2009 by middle school friends Alexander Bramono (bass, synth,drums), and Stevan Arianto (vocal,guitar, keyboards). While going on duo for the core member of the band, they seek assistance from additional guitarist Ferry Rukmana and additional drummer Gema Ikhsan to deliver explosive live shows.

They released their debut single Move It in July 2009 and was followed by forthcoming singles release Hello, and Yes!Dance! at 2011. The band went on to be nominated for 101.4 Trax FM JKT, LA Terusik Traxkustik Battle #2 of 2012alongside Young de Brock, and subsequently self-released their very home made debut EP Hello on February 15th, 2013. This was accompanied by the release of their first MV Never Want as well directed by young talented cinematographer Anggit Bestari.

At the end of May 2013, the follow-up Single Remixes Album AS NEVER WANT REMIXES MORE was released out by two Japanese net labels, Positive Records and Hand Craft Records in Japan on the join release project. Featuring the tribute setlist to the most influential japanese producer Ryo Arimura. Contains 16 unfamiliar tracks, the sounds of Never Want got hip with a bit of shocks.

Another major success, Never Want MV was nominated and resulting in a Japanese Music Program called Asia Versus for 17th episode runner up contestant from Indonesia. Their international debut created a distinct and positive performance, surprisingly deservedly praised for their strictly live grooves based music at their very current age by GACKT one of the juries. That episode was aired on August 9th, 2013 on Fuji TV Channel around Tokyo. They are back in Dec 2013 with new single Consolation Prize, receiving extensive appraisal and debuting at Asia Versus Grand Prix episode in Japan.

Their debut album "Avenue" released on 2015, featured many established musician from Indonesia such as Krishna Balagitha, Jalu Pratidina, Dennis Junio and so on.

Their fusion of elements from rock, pop, and funk and jazz created a distinct and international sound, deservedly praised by both critics and the good sales public. 


Band Members